Sejarah Jagung di Nusantara


Sejarah Jagung di Nusantara

Meski tidak sepenting beras sebagai bahan pangan, jagung adalah salah satu sumber bahan pokok pangan di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, jagung juga merupakan komoditas industri, khususnya industri pakan ternak. Di Indonesia sendiri luas pertanaman jagung per tahun adalah kira-kira 3,5 juta hektar per tahun. Sedangkan di seluruh dunia luas pertanaman jagung diperkirakan 100 juta hektar per tahun.
Jagung juga merupakan bahan kudapan. Banyak dari kita yang suka popcorn dan sweetcorn, serta marning. Tapi tahukah kita sejarah jagung? Darimana dia berasal? Bagaimana dia sampai ke Indonesia? 
Banyak pihak meyakini bahwa jagung berasal dari Amerika Latin, meski asal tepatnya masih dalam perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa asalnya dari Andean, ada yang mengatakan asalnya dari Meksiko, dengan alasan yang keduanya meyakinkan. Jagung diyakini baru menyebar ke Afrika dan Asia setelah era Columbus. Para pelayar post Columbuslah yang membawa jagung dan tanaman Amerika Latin lainnya ke belahan dunia lainnya.


Jagung yang kita kenal sekarang sebenarnya merupakan hasil evolusi dari jagung liar. Banyak ahli yang meyakini bahwa jagung modern merupakan evolusi dari jagung yang bernama teosinte (si gigi kuda) akibat dari domestikasi oleh manusia. Jagung teosinte berbeda dari jagung modern. Biji teosinte terbungkus kelobot satu persatu. Sementara jagung modern bijinya menempel pada tongkol yang kemudian dibungkus oleh kelobot.

Bagaimana jagung bisa sampai ke Nusantara? Banyak yang berpendapat bahwa jagung baru diperkenalkan oleh Bangsa Portugis ke Nusantara. Orang Belanda menamainya mays, sedangkan orang Inggris menyebutnya corn. Tapi apakah benar jagung baru sampai di Nusantara bersama bangsa Portugis?

Berbeda dengan tomat atau papaya, yang namanya kita pakai seperti nama asli dimana tanaman tersebut berasal, jagung adalah istilah lokal Jawa. Menurut Danys Lombard, kata jagung berasal dari kata Jawi dan Agung. Jawi adalah juwawut, yaitu sejenis rumput yang menghasilkan sereal mirip padi yang biasanya dipakai untuk pakan perkutut. Sedangkan agung berarti besar. Jadi jagung adalah juwawut besar. Dari istilah ini kita bisa menduga bahwa juwawut sudah lebih dulu ada di Jawa, baru kemudian jagung datang ke Jawa. Tapi kapan jagung datang ke Jawa?

Pertama-tama harus dipertanyakan apakah benar bahwa jagung baru menyebar ke Asia dan Afrika paska pelayaran Columbus ke Benua Amerika. Dengan ditemukannya pertukaran atau pelayaran masyarakat Afrika dan Asia dengan Amerika Latin jauh sebelum Columbus tersasar ke Benua Amerika, maka teori ini haruslah ditolak. Jika pelayaran antara Asia atau Afrika dengan Amerika Latin sudah terjadi jauh sebelum Columbus tersesat di Benua Amerika, maka harus diyakini bahwa penyebaran jagung ke Asia dan Afrika juga terjadi jauh sebelum Portugis, Inggris, Spanyol dan Belanda menjelajahi Afrika dan Asia. Nama jagung sendiri menyatakan hal tersebut.




Bukti lain bahwa jagung sudah ada di Nusantara sebelum bangsa-bangsa Eropa sampai ke Nusantara adalah banyaknya jenis jagung lokal di berbagai pulau ( http://batamku.info/keragaman-genetik-jagung-indonesia-tertinggi-di-asia ). Sebagai contoh saja, di Madura kita kenal jagung unyil (kecil, tahan panas, tahan kering, tahan angin dan rasanya enak untuk dimakan). Di Tanah Toraja kita kenal jagung pondan. Di Jawa kita kenal jagung putih. Bukti ketiga adalah banyak suku di Nusantara yang makanan pokoknya adalah jagung, khususnya di NTT. Di Jawa sendiri, jagung pernah berdampingan dengan beras sebagai makanan pokok.



Jadi jelaslah sudah bahwa kehadiran jagung di Nusantara jauh lebih dulu dari pada Portugis atau Belanda. Mari kita kembali makan jagung karena jagung sudah menjadi bagian dari kultur Nusantara.


 
Sumber : baltyra.com

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2014 Camilan Keluarga. Diberdayakan oleh Blogger.